Ku biar kalam berbicara Menghurai maksudnya di jiwa
Agar mudah ku mengerti Segala yang terjadi
Sudah suratan Ilahi
Ku biarkan pena menulis Meluahkan hasrat di hati
Moga terubat segala Keresahan di jiwa
Tak pernah ku ingini
Aku telah pun sedaya Tak melukai hatimu
Mungkin sudah suratan hidupku Kasih yang lama terjalin
Berderai bagaikan kaca Oh teman, maafkanlah diriku
Oh Tuhan Tunjukkan ku jalan Untuk menempuhi dugaan ini
Teman, maafkan jika ku melukaimu Moga ikatan ukhwah yang dibina
Ke akhirnya
Aku tidak kan berdaya Menahan hibanya rasa
Kau pergi meninggalkan diriku Redhalah apa terjadi
Usahlah kau kesali Mungkin ada rahmat yang tersembunyi
******************************************************************************
Ketika diri mencari sinar Secebis cahaya menerangi laluan
Ada kalanya langkahku tersasar Tersungkur di lembah kegelapan
Bagaikan terdengar bisikan rindu Mengalun kalimah menyapa keinsafan
Kehadiranmu menyentuh kalbu Menyalakan obor pengharapan
Tika ku kealpaan Kau bisikkan bicara keinsafan
Kau beri kekuatan, tika aku Diuji dengan dugaan
Saat ku kehilangan keyakinan Kau nyalakan harapan
Saat ku meragukan keampunan Tuhan
Kau katakan rahmat-Nya mengatasi segala
Menitis airmataku keharuan Kepada sebuah pertemuan
Kehadiranmu mendamaikan
Hati yang dahulu keresahan
Cinta yang semakin kesamaran Kau gilap cahaya kebahagiaan
Tulus keikhlasan menjadi ikatan Dengan restu kasih-Mu, oh Tuhan
Titisan air mata menyubur cinta Dan rindu pun berbunga
Mekar tidak pernah layu Damainya hati
Yang dulu resah keliru
Cintaku takkan pudar diuji dugaan Mengharum dalam harapan
Moga kan kesampaian kepada Tuhan
Lantaran diri hamba kerdil dan hina
Syukur sungguh di hati ini Dikurniakan teman sejati
Menunjuk jalan dekati-Nya Tika diri dalam kebuntuan
Betapa aku menghargai Kejujuran yang kau beri
Mengajarku mengenal erti
Cinta hakiki yang abadi
Tiada yang menjadi impian Selain rahmat kasih-Mu Tuhan
Yang terbias pada ketulusan Sekeping hati seorang insan
Bernama teman
0 kata azimat:
Post a Comment